Jumat, 12 Oktober 2012

Ketika dia harus berkata tidak

Cinta itu sebuah anugrah dari yang Maha Kuasa, semua orang pasti pernah merasakannya. Seperti yang sedang aku rasakan saat ini. Mungkin benar jika orang-orang bilang, Cinta itu gila. Yaa, aku benar-benar gila sekarang dan tak henti-hentinya memikirkan aaaalllll about her :)

Oke dia adalah Riza, seorang wanita muslimah yang sangat amat baik hati, diaaaa cantik luar dalam lah. Mungkin sebagian teman-teman bilang dia biasa saja, tidak terlalu cantik. Tapi bagiku dia sangat luar biasa. Kebaikan hatinya, senyumannya, sopan santunnya, segalanya laaah. Aku mulai mengenalnya saat kami duduk di kelas 2 SMA, sebelumnya kami saling tak kenal satu sama lain. Awalnya aku biasa saja, tapi lama-kelamaan, aku merasakan hal yang lain, hal yang sebelumnya tak pernah terjadi padaku. Aku pernah menyukai anak, tapi tidak seperti ini, ini sungguh berbeda. Entah mengapa, aku merasa cocok dengannya, bukan ke PDan atau gimana yaa, aku merasa dia juga suka sama aku *eh. Tapi ini ada banyak alasannya. Dia selalu seperti salah tingkah saat aku berbicara dengannya, tapi itu sebenarnya tak terlihat juga, tertutupi oleh keanggunannya dan sopan santunnya. Pernah juga beberapa waktu lalu, aku diberitau oleh temanku, dia dan sahabatnya sedang berbincang-bincang, curhatlah istilahnya, dan temanku mendengar mereka menyebut-nyebut namaku dan Riza dengan wajah yang malu-malu.

Dia adalah seorang yang baik dan rendah hati. Dia anak yang pintar. Dulu kami sering berbincang-bincang bertukar pikiran. Aku juga sering kali bersms atau chat dengannya tentang pelajaran dan banyak hal. Aku selalu menghubunginya, mengirim pesan singkat selamat pagi, jangan lupa makan, selamat malem, met bobok yaa. Dan dia juga selalu mengingatkanku jangan lupa sholat, hati-hati di jalan, kalau bawa motor jangan ngebut-ngebut. Rasanya bahagiaaaa banget diingetin kayak gitu. Walaupun juga aku mikir-mikir, dia dekat dengan  semua orang, dan mungkin aku bukan satu-satunya orang yang diingatkan seperti itu.

Besok adalah hari ulang tahunnya, aku berencana memberikannya kejutan dan sekalian mau mengungkapkan perasaan. Entahlah aku sendiri tidak yakin dan merasa aku tidak pantas untuknya, tapi bagaimana lagi, rasanya perasaan ini sudah ingin meluapkan saja, sudah terlalu banyak yang kupendam selama kurang lebih setahun ini.
Aku datang di kelas sangat pagi, jauh lebih pagi dari pada biasanya, karena aku ingin memberinya kejutan sebelum kelas dimulai, dan biasanya dialah orang pertama yang datang di kelas.  Semua sudah kupersiapkan, kue, lilin, dan sebuah amplop berwarna biru--kesukaannya, yang berisi surat ungkapan perasaanku. Bukan aku tidak berani atau bagaimana, aku hanya takut salah-salah kata.
Akhirnya dia datang, segera aku memberinya kue yang sudah terpasang lilin 17 diatasnya dan mengucapkan selamat ulang tahun dan harapan-harapanku. Segera kusodorkan amplop biru itu. .
Dia membukanya dan segera membacanya, dia tersenyum sambil melihatku. Dengan segera dia menuliskan balasannya di kertas lain dan menyerahkannya kepadaku
"Terimakasih yaa Ari :) Maaf, mungkin tidak untuk saat ini, aku sudah berjanji kepada diriku untuk tidak menjalin hubungan apapun sampai aku menikah kelak, mungkin untuk saat ini kita berteman saja ya? :)"
Aku tersentuh membacanya, Subhanallah, sungguh luar biasa orang yang sedang duduk di depanku ini. Aku malu kepada diriku sendiri. Mengapa aku tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya? Aku semakin jatuh cinta kepadanyaa. Aku hanya tersenyum, kemudian aku berkata perlahan "Iya tak apa Riz, tunggu aku 7 tahun lagi, tunggu aku jadi orang sukses ya" Dia hanya menyunggingkan senyuman manisnya dengan tatapan mata seperti berkata "Ya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar